Kamis, 17 November 2016

Kemisitisan Gunung Arjuno

Arjuno juga terkenal sebagai salah satu Gunung yang mempunyai cerita mistis, baik dari cerita masyarakat sekitar ataupun hal-hal yang dialami oleh para pendaki.


Pos Perijinan - Pos 1


Memulai langkah ketika sang fajar mulai menampakkan cahayanya, pagi yang penuh semangat, udara pagi yang sejuk dan melewati kebun teh yang masih basah terkena embun, sesuatu hal yang membuat fikiran tenang dan terasa nyaman. Sampai di Perempatan yang telah saya ceritakan di artikel pendakian Arjuno, tidak ada satupun dari kelompokku yang sadar bahwa jalur yang kami lalui adalah jalur yang salah, hal ini dikarenakan orang-orang tak bertanggung jawab yang memberikan tanda sesat yang sama sekali tidak mengarah pada Pos 1.



Kalau mendaki gunung Arjuno via lawang dan menjumpai penampung air diatas ini, kembalilah karena ini adalah jalur yang salah. 




5 jam berada dijalur yang salah, jalan yang mulai menyempit dan setapak yang mulai tertutup ranting-ranting pohon dan semak belukar, akhirnya saya mulai sadar bahwa ini adalah jalur yang salah, awalnya saya diam tidak memberi tahu pada para cewek yang join mendaki, karena beberapa darinya masih pemula, saya putuskan untuk berhenti sebentar. Ditemani andre , kami menaruh tas carier dan mulai menyusuri jalur yang ada didepan, berjalan sekitar 30 menit saya berharap ada jalur yang menghubungkan antara jalur ini dengan jalur pendakian, menembus semak belukar dan akhirnya jalan setapak pun hilang, di depan kami adalah Hutan rimbun , tidak ada jalur lagi untuk dilalui. saya hanya membawa kompas saat itu, untuk mencocokkan arah kami dan arah puncak arjuno saya memanjat sebuah pohon untuk mendapat pandangan yang lebih baik, di sebelahnya terdapat pohon sangat besar dan gosong seperti terkena sambaran petir, teman saya berada sekitar 10 meter dibelakang dan juga sibuk mencari pandangan untuk melihat jalur yang dilalui, saat itu saya memasrahkan diri dan berdo'a meminta petunjuk pada ALLAH SWT. sambil memegang kompas yang tergantung dileher saya melihat arah , arah Utara adalah arah puncak, kemudian saat itu juga jarum yang selalu menunjuk arah utara itu pun berputar berlawanan arah jarum jam menunjuk arah selatan (arah kelompokku, arah kami datang) padahal saya memegang kompas sejajar tidak miring sedikitpun, sempat kaget, panik dan tidak mau membuat teman saya ketakutan akhirnya kami berdua memutuskan untuk kembali ke titik awal pendakian bersama tim. Disana seolah saya melihat sosok seorang kakek-kakek berpakaian putih,berambut putih panjang dengan jenggot-jenggotnya. 7 jam akhirnya keluar dari zona sesat, kembali ke jalur yang benar. Alhamdulillah seluruh orang di tim dapat pulang kerumah masing-masing dengan selamat.  selama pendakian saya diam tentang hal ini dan baru menceritakannya ketika kami pulang dan melihat ekspresi mereka yang kaget dan agak merinding hehe. 

Mungkin ini perjalanan yang bisa saya bagikan dari pengalaman mendaki gunung Arjuna via lawang. Tidak semua hal dapat dikaitkan dengan kekuatan mistis, bisa jadi jarum kompas yang berputar diakibatkan oleh medan magnet hutan pinus disana. Tapi semua itu tentu kembali pada diri & kepercayaan kita masing-masing. Terima Kasih :)

Minggu, 06 November 2016

Gunung Arjuno “Puncak Tantangan Via Lawang”

      Gunung Arjuna, Gunung yang mempunyai ketinggian 3339 mdpl ini terletak di Jawa Timur, Malang. untuk mencapai puncak Arjuno ini ada 3 jalur yang biasa digunakan yaitu jalur tretes, jalur purwosari, atau jalur lawang .
Perjalanan saya sekarang ini adalah melalui jalur lawang, jalur yang terkenal banyak menyesatkan para pendaki dan trek yang penuh tantangan :D


Pos Pendakian Lawang – Pos 1 – Pos 2 (Hari-1)

Dini hari sekitar jam 03.00 WIB tim saya sampai di pasar lawang, disini kita bisa melengkapi perbekalan seperti sayur,minuman ataupun logistic yang diperlukan selama mendaki. Untuk menuju pintu masuk pendakiannya bisa menggunakan jasa ojek ataupun lin,  karena pos pendakian masih tutup kami sengaja membangunkan yang jaga hehe.
Kami memulai pendakian setelah melaksanakan ibadah sholat subuh, jadi masih dalam keadaan gelap hehe. Jalan setapak melewati kebun teh yang luas , jalur disini memang mempunyai banyak cabang kami sempat bingung membedakan antara jalur pendaki dan juga jalurnya para petani teh, matahari terbit dan kami telah melewati sebuah pondokan di sebelah kiri. Sebenarnya jalur disini sudah jelas tapi ada beberapa tangan jahil yang sengaja mencorat coret sebuah tanda dan alhasil membuat kelompok saya nyasar selama 6 Jam ;( .
Mengikuti jalur yang sudah bertanda, kemudian saya bertemu dengan perempatan dimana didepan kami ada sebuah penampung air berbentuk kotak yang ada coretan pos 1 berarah lurus / berada diatas penampung tersebut (jalur sebenarnya belok kanan, belok kiri akan mengarah ke kebun teh warga).




Jalurnya pun terdapat banyak plastic di sisi kiri kanan yang kami kira itu adalah jalur yang benar L, jalan setapaknya pun jelas, benar-benar hari apes kami. Tapi saya akui pemandangan nyasar disini juga lumayan epic hehe.


Lumayan kan, akan tetapi kami berada sangat jaluh dari jalur pendakian, dengan carier yang masih terisi penuh tentu menguras tenaga


Nah pas mengambil foto ini belum sadar kalo timku sudah nyasar lumayan jauh .



Setelah berjam-jam melangkahkan kaki akhirnya kami sampai di hutan pinus, jalan setapak nya masih ada yang semakin lama semakin tertutup rapat dan akhirnya tidak ada jalur lagi didepan kami, saat tim istirhat , saya dan seorang teman yang bernama andre menaruh carier melihat keadaan didepan, sedikit membabat alas , pipi kanan dan kiri tergores terkena padang ilalang dan pepohonan yang tumbuh rapat, menelusuri hutan selama 30 menit saya berharap menemukan jalur lain yang bisa digunakan untuk sampai puncak arjuno, dan ternyata tidak ada. Benar benar hutan yang tertutup rapat , saya pun memutuskan untuk kembali ke jalur awal , karena di tim ini ada 5 orang cewek saya pun sudah ragu tim ini akan sampai puncak….. Setelah kembali ke perempatan awal dan kembali ke jalur yang benar, kami bertemu dengan pendaki lain yang juga nyasar dan akhirnya kami ajak untuk kembali ke awal dan langsung menuju pos 1, karena di penampungan air dicoret dengan cat putih , saya hanya bisa menutupinya dengan ranting pohon . :{



POS 2 - POS 3 - POS 4 (Hari-2)

Pagi hari ternyata para wanita ini siap untuk melanjutkan perjalanan  menuju puncak.



 ada 2 jalur yang bisa digunakan untuk menuju pos Mahapena (Pos 3), Karena Jalur Lincing lebih menanjak meskipun jalur alternatif dan mempunyai pemandangan yang indah, kami memutuskan untuk melalui jalur sabana, yah untuk menyimpan energi dari nasib kami yang kesasar hehe. 2 Jam perjalanan akhirnya sampai di Pos 3, karena memburu waktu kami istirahat sejenak dan melanjutkan perjalanan menuju Pos 4, Pos terakhir sebelum summit, disini kita bisa menaruh tas carier dan meninggalkan perlengkapan tenda.


Malam hari kami gunakan untuk istirahat total untuk persiapan menuju puncak di esok hari.


POS 4 - Puncak Arjuno (Hari-3)

Alarm jam 1 pagi berbunyi, kami semua bersiap, pemanasan dan mempersiapkan bekal menuju puncak. Pertama jalur didominasi rerumputan dan juga pohon-pohon , setelah berjalan sekitar 30 menit akan sampai di hutan yang pohonnya gosong, darisini jalur didominasi bebatuan dan tanjakan.  kemudian akan bertemu dengan tanjakan yang kiri kanan didominasi rumput ilalang , karena disini terjal usahakan berhat-hati saat turun.

View tanjakan penguras tenaga



setelah ini untuk menuju puncak dibutuhkan waktu sekitar 1 jam an.



Alhamdulillah Pucuk 

Dibelakang Kami Si Welirang dan Penanggungan Ikut Eksis :D
View Dari Puncak Arjuno




Puncak Arjuno didominasi bebatuan, jika cuaca sedang cerah si gagah Mahameru akan terlihat darisini dan biasanya diatas jam 11.00 WIB kabut sudah mulai menyelimuti puncak, kalo kesini sih usahakan sebelum jam tersebut sudah berada di pucuk ^-^.





Selasa, 01 November 2016

Kemistisan Gunung Argopuro

Assalamu'alaikum , pada artikel ini saya ingin berbagi cerita tentang Kemistisan Gunung Argopuro yang saya alami selama perjalanan. goo .... :D


kemistisan gunung argopuro bukan hal yang baru bagi telinga para pendaki, dahulu kala menurut mitos yang beredar disini bersemayam lah seorang putri dari masa kerajaan majapahit, yaitu dewi rengganis, banyak pendaki yang tersesat disini bahkan ada yang hilang tanpa jejak. Ada cerita juga konon terdapat sebuah taman yang sangat indah di gunung argopuro ini dan tidak semua orang dapat melihatnya, ketika seorang pendaki mengambil atau mencabut salah satu dahan daun bunga di taman itu maka dia tidak akan bisa keluar dari taman tersebut . yah, sebagai manusia beriman harusnya kita menyadari bahwa di  bumi yang sedang kita pijaki ini ada dimensi lain yang tidak terlihat kasat mata yaitu dimensi para Jin.


Mata air 1 (Hari Pertama)

Saat menjelang magrib, saya mengambil air di mata air 1 ditemani seorang teman, kami mengisi botol-botol yang kosong sambil berwudhu’ disana, dari arah air mengalir tiba-tiba saya mendengar seseorang bernyanyi, suara seorang wanita, pertama saya fikir mungkin suara tersebut hanya halusinansi atau suara dari para pendaki yang sedang istirahat di mata air 1,  disana ada lahan yang bisa dibangun 5-6 Tenda, akan tetapi suaranya terdengar makin jelas dan jalan untuk menuju lahan tenda berada di sebelah kanan kami, begitu juga dengan jalur pendakian, arahnya berbeda dengan sumber suara, agar temanku ini tidak ketakutan, aku memilih diam  dan berdoa di dalam hati untuk keselamatan kami dan jelas sekali temanku ini tidak sadar adanya suara tersebut karena dia tetap asik mengajak mengobrol seolah tidak ada apa-apa disekitar kami.


Menuju Cikasur

Keesokan harinya (hari ke 2) kami melanjutkan perjalanan menuju cikasur, timku terdiri dari 11 orang, jalan woles sambil menikmati pemandangan di sepanjang mata melihat :D. Savana –savana yang indah , suara burung , monyet, menyatu di telinga ini. Karena di mata air 2 aku memutuskan untuk mendirikan sholat duhur bersama harist, jarakku dg tim jadi selisih sekitar 45 menit. Nah, dalam perjalanan ternyata salah seorang dari tim mencabut beberapa bunga dan dibawa sampai cikasur. Karena berbeda tenda saya pun tidak menyadarinya. Di pagi hari, saat meregangkan otot-otot saya kaget melihat beberapa bunga di dalam tenda sebelah, perbuatan yang tidak patut dicontoh, alangkah lebih baik jika kita cukup menikmati pemandangan sekitar tanpa merusaknya. Temenku ini ditegur tapi dirinya tambah merasa seolah tidak bersalah.

  
Rawa Embik

(hari ke 3), sore hari sampailah di rawa embik, disini puncaknya kebersamaan bertemu dengan pendaki lain , kami menyalakan api unggun sambil bertukar cerita. Hal tersulit bagiku pada saat mendaki gunung ialah menjaga sholat tepat waktu, dikalahkan oleh dinginya alam dan juga lelahnya raga. Semua tertidur lelap dan sunyi…, Pagi hari, saat semua orang masih pulas mataku terbangun, karena tidur paling pinggir aku langsung membuka tenda sambil duduk dan tiba-tiba ada 2 orang berpakaian seperti pengawal kerajaan, mereka menggenggam tongkat tombak disebelah kiri dan tameng bundar ditangan sebelah kanan, wajahnya tertutup rapat, hanya terlihat mata bulat melotot, tubuh mereka kekar dan tinggi. Kemudian salah seorang diantara mereka menunjukku sambil berkata “Jaga Tingkah Lakumu atau mereka dalam bahaya” dengan tongkatnya menunjuk tenda sebelah yang berisi 3 orang , 2 orang diantaranya cewek dimana salah seorang dari mereka saat itu sedang datang bulan. Suaranya lantang membuat seluruh bulu kuduk merinding. Dalam keadaan kaget aku terbangun, sambil istighfar keluar dari tenda dan tidak ada apa-apa disana seolah aku bangun dari tidur untuk kedua kalinya, awalnya saya kira ini adalah mimpi sampai kemudian salah seorang teman cewek mengaku melihat seseorang berpakaian seperti dewi cantik memakai busana hijau anggun. Masih percaya ini adalah mimpi karena kelelahan aku pun teringat kemarin harinya  seorang dari timku mencabut beberapa tanaman sebelum di Cikasur dan temen-temen cewek ini ada disana tanpa memperingatkannya untuk tidak merusak alam.


< < <Tuntas Ulas > > > 

Kami memasang 3 buah tenda dan posisi tenda kami tidak saling berjauhan, di mimpi tersebut saya tidak melihat adanya dewi selain 2 orang penjaga yang menghampiri, lalu kenapa ada 2 orang penjaga jika tidak sedang mengawal sesuatu yang bagian penting dari mereka? Mungkin dewi cantik ini menampakkan wujud mereka pada salah seorang temen cewek sebagai sebuah peringatan dan penjaganya mendatangiku juga untuk memperingatkan lewat mimpi yang terasa sangat nyata. Tapi saya belum yakin apakah yang menghampiri kami ini adalah Dewi Rengganis dan pengawalnya, tentu hal ini mengacu pada kelakuan salah seorang anggota yang mengambil bunga, karena mungkin disana adalah alam nya, tempat tinggal mereka (bangsa Jin)






Sekian untuk cerita mistis di Gunung Argopuro, cerita ini hanya untuk berbagi pengalaman tentang kejadian nyata yang saya alami selama mendaki. Untuk cerita pendakian sudah ada di artikel sebelumnya yang berjudul “Gunung Argopuro ‘Perjalanan Terpanjang Pulau Jawa’ …… Terima Kasih :}

Jumat, 28 Oktober 2016

Gunung Argopuro "Perjalanan Terpanjang Pulau Jawa"

Kami memulai Pendakian Gunung Argopuro melalui Via Baderan yang berada di Besuki Situbondo Jawa Timur & turun melalui Via Bremi Probolinggo. Dari Terminal Besuki utk transportasinya kita bisa menggunakan jasa lin, ojek, atau pun pick up. tentu dengan tarif yang berbeda, tergantung seberapa pandai kita dalam menawar (tarif yg biasa dipakai antara 150-250) . saya saranin sih lebih baik menggunakan lin / pick up karena jarak dari terminal besuki menuju baderan lumayan , sekitar 45 menit, lumayan kan kalo pake jasa ojek , hehe. tidak jauh dari terminal sisi seberang selatan terdapat pos polisi yang musholla nya bisa digunakan untuk istirahat para pendaki.

mnvnmvmvnmvnvnvvnmv
Pos Baderan
Dari Pos Baderan ini, melengkapi biaya pendaftaran dengan tarif 20 ribu pada hari biasa dan 30 ribu per hari libur. jangan lupa membawa fotocopy ktp nya :D

POS Baderan - Mata Air I


Editing by: Opik
Sekitar Jam 10 Pagi terik matahari sudah mulai terasa disini, jalan makadam yang gersang membuat perjalanan terasa cukup melelahkan di awal, hyuuuh ... sebenarnya untuk melewati makadam ini ada jasa ojek yang memasang tarif sekitar 35 ribu per motor, kalo jalan kaki dari pos setengah jam an. tapi kelompok kami memutuskan untuk jalan kaki biar ada efek adventurenya dikit gitu, liat aja lelahnya Bang Opik melewati terik matahari di gambar sebelah kanan hehe.

Ada tempat berteduh, ya ... dimanfaatkan ngelap keringat dan jepret :D
Mungkin karena efek kepanasan kami baru tiba di Mata Air 1 sekitar pukul 16.30 WIB. wkwk dan kamipun menghabiskan malam pertama disini. untuk mengambil air di mata air 1 tinggal turunin bukit ke kiri. Saat hari mulai masuk magrib, saya mengambil air dibawah mengajak harist (Abang yang makek topi bundar paling depan), cerita mistis saya di Gunung Argopuro ini pun dimulai, karena perjalanan memakan waktu 4 hari jadi untuk cerita mistisnya dipisah pada artikel lain. 

Yah, malam ini saya kebagian untuk memasak menu makan malam 

Mata Air 1 - Mata Air 2 - Cikasur

Pagi yang indah dan cerah ^ ^
Setelah Sarapan kami melanjutkan perjalanan, yah beberapa suara burung , monyet yang saling berebut makanan, dan juga babi menemani kami sepanjang langkah kaki menapak, akhirnya kurang lebih 1 jam setengah tiba di mata air 2. 


Untuk mengambil air disini tinggal ikutin jalan sebelah kanan, menurut saya sih lumayan terjal :D

Savana Argopuro (Editing by : Opik)

Savana yang bikin betah wkwk (Editing by : Opik)

Cikasur dari Jauh
Dari Mata air 2 kami baru tiba di Cisentor sekitar Pukul 4 Sore, hehe. (Editing by : Opik)

Di Cikasur ini katanya dulu adalah bekas landasan udara pada Jaman Belanda, savana disini sangat luas, menurut Bapak Perhutani yang kebetulan sedang memantau Cikasur, suatu saat nantinya akan dibangun sebuah resort , tinggal tunggu aja ada penginapan disini :D

Selain itu ada tips dari mereka untuk tidak mendirikan tenda dibawah pohon besar yang ada di Cikasur karena apa, disana merupakan tempat babi bersembunyi dan mencari makanan pada saat malam , benar saja di malam hari banyak babi berkeliaran disana, karena ditenda kami pasang api unggun pasukan babi tidak berani mendekat. Malam ini kami habiskan waktu berbagi cerita dengan pendaki asal Jakarta. yah inilah salah satu keindahan saat mendaki,menemukan saudara-saudara baru 


Dipagi hari waktunya menata carier dan melanjutkan perjalanan setelah asik berfoto-foto dan menikmati indahnya alam Cikasur sambil membawa sedikit selada air yang tumbuh banyak di sungai Cikasur.

Cikasur - Cisentor - Rawa Embik

Luasnya Savana Cikasur

Menuju Cisentor tinggal mengikuti arah yang sudah ada , jalannya memutari lereng bukit, jadi harus berhati-hati menjaga langkah kaki agar tidak terpeleset.

Di Cisentor ini juga terdapat sungai, tapi tidak sebersih Cikasur dan tidak ditumbuhin Selada Air


Di hari ke 3 ini kami istirahat di Rawa Embik untuk melanjutkan perjalanan mencapai puncak Rengganis dan Argopuro esok harinya :D

Rawa Embik - Puncak Rengganis - Puncak Argopuro -Danau Taman Hidup -Bremi

Dari Rawa Embik dibutuhkan perjalanan sekitar 45 menit untuk sampai di persimpangan antara 2 puncak


Nah, ketika sampai di Persimpangan ini untuk menuju puncak Rengganis ke kiri sekitar 15 menit , dan untuk ke Puncak Argopuro Sekitar 45 Menit . 

Puncak Rengganis (Editing by : Opik)
Sang Editor Photo Opik

Alhamdulillah bisa sampai ke Puncak Dewi Rengganis :D


Alhamdulillah puncak Argopuro 

The Team

Pemandangan dari Puncak Argopuro

Rasa lelah terbayarkan dengan salah satu keindahan Tuhan yang menakjubkan.


Setelah Puas berada di puncak Argopuro, kami melanjutkan perjalanan menuju Bremi pada pukul 13.00 WIB.

Editing by: Opik 

Turun dari Puncak kita akan kembali ke perempatan antara jalan awal (Rawa Embik) , Puncak Rengganis , Puncak Argopuro dan jalan menuju danau taman hidup. 


Setelah kembali masuk hutan, kita akan disuguhi dengan 7 bukit bidadari atau bukit penyesalan 


Belum sampai di Hutan Lumut matahari sudah mulai terbenam, karena untuk memangkas waktu akhirnya tidak ada dari kami yang mengabadikan jalan pada malam hari untuk bisa sampai di Danau Taman Hidup lebih cepat. Sekitar Jam 8 malam kami sampai di danau taman hidup.

Pasangan Romeo & Juilet di tim kami :D

Karena kabut menghadang, tidak bisa mengambil foto Danau dengan jelas, dan sayang sekali tidak bisa membangun tenda disini karena salah satu temandari Bali harus masuk kerja di hari lusanya. ya sudahlah, next time Insya'allah bertemu lagi Danau taman hidup :D.  Sesudah menyantap makan malam kami melanjutkan langkah ke Bremi. gelap gulita, nyanyian angin menyingsing, suara jangkrik dkk seolah jadi musik opera sampai fajar,....


Setelah melewati kebun-kebun warga yang luas akhirnya bisa sampai di Pos Perijinan Bremi, Disini bisa istirahat gratis sambil menunggu Bus arah kota datang. Alhamdulillah perjalanan di gunung Argopuro memberikan pengalaman yang mengesankan terutama dari segi mistisnya :D......

- What Make's Our Life Feel Alive? Just Smile And Say Hello To People And Thanks To God....