Assalamu'alaikum , pada artikel ini saya ingin berbagi cerita tentang Kemistisan Gunung Argopuro yang saya alami selama perjalanan. goo .... :D
kemistisan gunung argopuro bukan hal
yang baru bagi telinga para pendaki, dahulu kala menurut mitos yang beredar
disini bersemayam lah seorang putri dari masa kerajaan majapahit, yaitu dewi
rengganis, banyak pendaki yang tersesat disini bahkan ada yang hilang tanpa
jejak. Ada cerita juga konon terdapat sebuah taman yang sangat indah di gunung
argopuro ini dan tidak semua orang dapat melihatnya, ketika seorang pendaki
mengambil atau mencabut salah satu dahan daun bunga di taman itu maka dia tidak
akan bisa keluar dari taman tersebut . yah, sebagai manusia beriman harusnya kita
menyadari bahwa di bumi yang sedang kita
pijaki ini ada dimensi lain yang tidak terlihat kasat mata yaitu dimensi para
Jin.
Mata air 1 (Hari Pertama)
Saat menjelang magrib, saya mengambil
air di mata air 1 ditemani seorang teman, kami mengisi botol-botol yang kosong
sambil berwudhu’ disana, dari arah air mengalir tiba-tiba saya mendengar
seseorang bernyanyi, suara seorang wanita, pertama saya fikir mungkin suara
tersebut hanya halusinansi atau suara dari para pendaki yang sedang istirahat
di mata air 1, disana ada lahan yang
bisa dibangun 5-6 Tenda, akan tetapi suaranya terdengar makin jelas dan jalan
untuk menuju lahan tenda berada di sebelah kanan kami, begitu juga dengan jalur
pendakian, arahnya berbeda dengan sumber suara, agar temanku ini tidak
ketakutan, aku memilih diam dan berdoa
di dalam hati untuk keselamatan kami dan jelas sekali temanku ini tidak sadar
adanya suara tersebut karena dia tetap asik mengajak mengobrol seolah tidak ada
apa-apa disekitar kami.
Menuju Cikasur
Keesokan harinya (hari ke 2) kami
melanjutkan perjalanan menuju cikasur, timku terdiri dari 11 orang, jalan woles
sambil menikmati pemandangan di sepanjang mata melihat :D. Savana –savana yang
indah , suara burung , monyet, menyatu di telinga ini. Karena di mata air 2 aku
memutuskan untuk mendirikan sholat duhur bersama harist, jarakku dg tim jadi
selisih sekitar 45 menit. Nah, dalam perjalanan ternyata salah seorang dari tim
mencabut beberapa bunga dan dibawa sampai cikasur. Karena berbeda tenda saya
pun tidak menyadarinya. Di pagi hari, saat meregangkan otot-otot saya kaget
melihat beberapa bunga di dalam tenda sebelah, perbuatan yang tidak patut
dicontoh, alangkah lebih baik jika kita cukup menikmati pemandangan sekitar
tanpa merusaknya. Temenku ini ditegur tapi dirinya tambah merasa seolah tidak
bersalah.
Rawa Embik
(hari ke 3), sore hari sampailah di
rawa embik, disini puncaknya kebersamaan bertemu dengan pendaki lain , kami
menyalakan api unggun sambil bertukar cerita. Hal tersulit bagiku pada saat
mendaki gunung ialah menjaga sholat tepat waktu, dikalahkan oleh dinginya alam
dan juga lelahnya raga. Semua tertidur lelap dan sunyi…, Pagi hari, saat semua
orang masih pulas mataku terbangun, karena tidur paling pinggir aku langsung
membuka tenda sambil duduk dan tiba-tiba ada 2 orang berpakaian seperti
pengawal kerajaan, mereka menggenggam tongkat tombak disebelah kiri dan tameng
bundar ditangan sebelah kanan, wajahnya tertutup rapat, hanya terlihat mata
bulat melotot, tubuh mereka kekar dan tinggi. Kemudian salah seorang diantara
mereka menunjukku sambil berkata “Jaga
Tingkah Lakumu atau mereka dalam bahaya” dengan tongkatnya menunjuk tenda
sebelah yang berisi 3 orang , 2 orang diantaranya cewek dimana salah seorang
dari mereka saat itu sedang datang bulan. Suaranya lantang membuat seluruh bulu
kuduk merinding. Dalam keadaan kaget aku terbangun, sambil istighfar keluar
dari tenda dan tidak ada apa-apa disana seolah aku bangun dari tidur untuk
kedua kalinya, awalnya saya kira ini adalah mimpi sampai kemudian salah seorang
teman cewek mengaku melihat seseorang berpakaian seperti dewi cantik memakai
busana hijau anggun. Masih percaya ini adalah mimpi karena kelelahan aku pun
teringat kemarin harinya seorang dari
timku mencabut beberapa tanaman sebelum di Cikasur dan temen-temen cewek ini
ada disana tanpa memperingatkannya untuk tidak merusak alam.
< < <Tuntas Ulas > > >
Kami memasang 3 buah tenda dan posisi
tenda kami tidak saling berjauhan, di mimpi tersebut saya tidak melihat adanya
dewi selain 2 orang penjaga yang menghampiri, lalu kenapa ada 2 orang penjaga
jika tidak sedang mengawal sesuatu yang bagian penting dari mereka? Mungkin
dewi cantik ini menampakkan wujud mereka pada salah seorang temen cewek sebagai
sebuah peringatan dan penjaganya mendatangiku juga untuk memperingatkan lewat
mimpi yang terasa sangat nyata. Tapi saya belum yakin apakah yang menghampiri
kami ini adalah Dewi Rengganis dan pengawalnya, tentu hal ini mengacu pada
kelakuan salah seorang anggota yang mengambil bunga, karena mungkin disana
adalah alam nya, tempat tinggal mereka (bangsa Jin)
Sekian untuk cerita mistis di Gunung
Argopuro, cerita ini hanya untuk berbagi pengalaman tentang kejadian nyata yang
saya alami selama mendaki. Untuk cerita pendakian sudah ada di artikel
sebelumnya yang berjudul “Gunung Argopuro ‘Perjalanan Terpanjang Pulau Jawa’ ……
Terima Kasih :}
EmoticonEmoticon