Jumat, 28 Oktober 2016

Gunung Argopuro "Perjalanan Terpanjang Pulau Jawa"

Kami memulai Pendakian Gunung Argopuro melalui Via Baderan yang berada di Besuki Situbondo Jawa Timur & turun melalui Via Bremi Probolinggo. Dari Terminal Besuki utk transportasinya kita bisa menggunakan jasa lin, ojek, atau pun pick up. tentu dengan tarif yang berbeda, tergantung seberapa pandai kita dalam menawar (tarif yg biasa dipakai antara 150-250) . saya saranin sih lebih baik menggunakan lin / pick up karena jarak dari terminal besuki menuju baderan lumayan , sekitar 45 menit, lumayan kan kalo pake jasa ojek , hehe. tidak jauh dari terminal sisi seberang selatan terdapat pos polisi yang musholla nya bisa digunakan untuk istirahat para pendaki.

mnvnmvmvnmvnvnvvnmv
Pos Baderan
Dari Pos Baderan ini, melengkapi biaya pendaftaran dengan tarif 20 ribu pada hari biasa dan 30 ribu per hari libur. jangan lupa membawa fotocopy ktp nya :D

POS Baderan - Mata Air I


Editing by: Opik
Sekitar Jam 10 Pagi terik matahari sudah mulai terasa disini, jalan makadam yang gersang membuat perjalanan terasa cukup melelahkan di awal, hyuuuh ... sebenarnya untuk melewati makadam ini ada jasa ojek yang memasang tarif sekitar 35 ribu per motor, kalo jalan kaki dari pos setengah jam an. tapi kelompok kami memutuskan untuk jalan kaki biar ada efek adventurenya dikit gitu, liat aja lelahnya Bang Opik melewati terik matahari di gambar sebelah kanan hehe.

Ada tempat berteduh, ya ... dimanfaatkan ngelap keringat dan jepret :D
Mungkin karena efek kepanasan kami baru tiba di Mata Air 1 sekitar pukul 16.30 WIB. wkwk dan kamipun menghabiskan malam pertama disini. untuk mengambil air di mata air 1 tinggal turunin bukit ke kiri. Saat hari mulai masuk magrib, saya mengambil air dibawah mengajak harist (Abang yang makek topi bundar paling depan), cerita mistis saya di Gunung Argopuro ini pun dimulai, karena perjalanan memakan waktu 4 hari jadi untuk cerita mistisnya dipisah pada artikel lain. 

Yah, malam ini saya kebagian untuk memasak menu makan malam 

Mata Air 1 - Mata Air 2 - Cikasur

Pagi yang indah dan cerah ^ ^
Setelah Sarapan kami melanjutkan perjalanan, yah beberapa suara burung , monyet yang saling berebut makanan, dan juga babi menemani kami sepanjang langkah kaki menapak, akhirnya kurang lebih 1 jam setengah tiba di mata air 2. 


Untuk mengambil air disini tinggal ikutin jalan sebelah kanan, menurut saya sih lumayan terjal :D

Savana Argopuro (Editing by : Opik)

Savana yang bikin betah wkwk (Editing by : Opik)

Cikasur dari Jauh
Dari Mata air 2 kami baru tiba di Cisentor sekitar Pukul 4 Sore, hehe. (Editing by : Opik)

Di Cikasur ini katanya dulu adalah bekas landasan udara pada Jaman Belanda, savana disini sangat luas, menurut Bapak Perhutani yang kebetulan sedang memantau Cikasur, suatu saat nantinya akan dibangun sebuah resort , tinggal tunggu aja ada penginapan disini :D

Selain itu ada tips dari mereka untuk tidak mendirikan tenda dibawah pohon besar yang ada di Cikasur karena apa, disana merupakan tempat babi bersembunyi dan mencari makanan pada saat malam , benar saja di malam hari banyak babi berkeliaran disana, karena ditenda kami pasang api unggun pasukan babi tidak berani mendekat. Malam ini kami habiskan waktu berbagi cerita dengan pendaki asal Jakarta. yah inilah salah satu keindahan saat mendaki,menemukan saudara-saudara baru 


Dipagi hari waktunya menata carier dan melanjutkan perjalanan setelah asik berfoto-foto dan menikmati indahnya alam Cikasur sambil membawa sedikit selada air yang tumbuh banyak di sungai Cikasur.

Cikasur - Cisentor - Rawa Embik

Luasnya Savana Cikasur

Menuju Cisentor tinggal mengikuti arah yang sudah ada , jalannya memutari lereng bukit, jadi harus berhati-hati menjaga langkah kaki agar tidak terpeleset.

Di Cisentor ini juga terdapat sungai, tapi tidak sebersih Cikasur dan tidak ditumbuhin Selada Air


Di hari ke 3 ini kami istirahat di Rawa Embik untuk melanjutkan perjalanan mencapai puncak Rengganis dan Argopuro esok harinya :D

Rawa Embik - Puncak Rengganis - Puncak Argopuro -Danau Taman Hidup -Bremi

Dari Rawa Embik dibutuhkan perjalanan sekitar 45 menit untuk sampai di persimpangan antara 2 puncak


Nah, ketika sampai di Persimpangan ini untuk menuju puncak Rengganis ke kiri sekitar 15 menit , dan untuk ke Puncak Argopuro Sekitar 45 Menit . 

Puncak Rengganis (Editing by : Opik)
Sang Editor Photo Opik

Alhamdulillah bisa sampai ke Puncak Dewi Rengganis :D


Alhamdulillah puncak Argopuro 

The Team

Pemandangan dari Puncak Argopuro

Rasa lelah terbayarkan dengan salah satu keindahan Tuhan yang menakjubkan.


Setelah Puas berada di puncak Argopuro, kami melanjutkan perjalanan menuju Bremi pada pukul 13.00 WIB.

Editing by: Opik 

Turun dari Puncak kita akan kembali ke perempatan antara jalan awal (Rawa Embik) , Puncak Rengganis , Puncak Argopuro dan jalan menuju danau taman hidup. 


Setelah kembali masuk hutan, kita akan disuguhi dengan 7 bukit bidadari atau bukit penyesalan 


Belum sampai di Hutan Lumut matahari sudah mulai terbenam, karena untuk memangkas waktu akhirnya tidak ada dari kami yang mengabadikan jalan pada malam hari untuk bisa sampai di Danau Taman Hidup lebih cepat. Sekitar Jam 8 malam kami sampai di danau taman hidup.

Pasangan Romeo & Juilet di tim kami :D

Karena kabut menghadang, tidak bisa mengambil foto Danau dengan jelas, dan sayang sekali tidak bisa membangun tenda disini karena salah satu temandari Bali harus masuk kerja di hari lusanya. ya sudahlah, next time Insya'allah bertemu lagi Danau taman hidup :D.  Sesudah menyantap makan malam kami melanjutkan langkah ke Bremi. gelap gulita, nyanyian angin menyingsing, suara jangkrik dkk seolah jadi musik opera sampai fajar,....


Setelah melewati kebun-kebun warga yang luas akhirnya bisa sampai di Pos Perijinan Bremi, Disini bisa istirahat gratis sambil menunggu Bus arah kota datang. Alhamdulillah perjalanan di gunung Argopuro memberikan pengalaman yang mengesankan terutama dari segi mistisnya :D......

- What Make's Our Life Feel Alive? Just Smile And Say Hello To People And Thanks To God.... 








Rabu, 26 Oktober 2016

Gunung Ringgit " Si Mungil Penantang Nyali "

Musim Liburan adalah musim yang ditunggu-tunggu oleh kalangan mahasiswa, khususnya saya sendiri, hehe. bisa keluar sejenak dari kegiatan kampus, baik akademik maupun non akademik, me-refreseh otak sejenak dengan jalan jalan. :D. Ingin merasakan pengalaman dan petualangan baru, akhirnya saya memutuskan untuk mencoba mendaki gunung yang mempunyai tinggi 1250 mdpl yaitu gunung Ringgit, Gunung yang terletak di desa Pecaron Pasir Putih Kabupaten Situbondo ini jika dilihat dari sisi barat gunung ini mirip seperti seseorang putri berambut panjang yang sedang tidur dan biasa disebut dengan gunung putri tidur oleh masyarakat sekitar.


Pagi hari, H-1 pencarian anggota dimulai, hehe akhirnya ada temen dari Bali dan Pasuruan yang ikut Join. yapp perjalanan pun lanjuttt ............


Parkir - Pintu Masuk Pendakian Gunung Ringgit 


Terdapat beberapa penitipan sepeda motor sebelum masuk pintu pendakian, penitipan biasanya di rumah warga sekitar, karena di Gunung Ringgit juga terdapat beberapa makam jadi jalur pendakian ini juga merupakan jalur bagi para peziarah. Konon yang menemukan Puncak Ringgit adalah salah satu kyai yang dimana makamnya diletakkan di puncak Ringgit. 

Pintu Masuk Pendakian Gunung Ringgit - Makam 1 

Sekitar pukul 23.00 WIB, Tim mulai start dengan target memperoleh sunrise di atas puncak, hehe. 5 menit dari pintu masuk jalanan masih berupa aspal, kemudian dilanjutkan dengan jalan berbatu, tidak lama , akan ditemui pertigaan, ambil sisi sebelah kanan. sweeerr angin malam menemani langkah kaki, melewati perkebunan warga selama 30 menit akan sampai di makam 1, makam ini terletak di sebelah kiri jalur pendakian/peziarah. lumayan lah buat ngisi air atau buat atur nafas sejenak hehe.

Makam 1 - Makam 2 (POS 1)

Kembali ke jalur yang benar, jalurnya pendaki kita melanjutkan perjalanan menuju pos 2, jalan sudah didominasi batuan , kurang lebih satu jam berjalan akhirnya sampai di makam 2 (Pos 1). Disini terdapat mushola , beberapa rumah warga dan juga tempat peristirahatan bagi peziarah. Darisini juga perjalanan sudah mulai ditemanin si sun wu kong alias monyet, hehe waspada barang bawaan aja. :D

POS 1 - POS 2

Jam 01.30 WIB kami melanjutkan perjalanan, darisini baru yang namanya mendaki hehe. jalanan mulai ditutupi ranting-ranting pohon rimbun, seorang teman kami cewek dari Pasuruan mungkin karena ngantuknya jalur setapak yang berbelok ke kiri di patas lurus masuk Hutan , alhamdulilah dengan sigap kami semua saling mengingati. jalan mulai memutar perbukitan hanya bisa dilewati satu orang dan seberang kanan adalah jurang, jadi harus super hati-hati dan saling menjaga. The Point :) ...

Sinar Rembulan begitu indahnya malam itu, memperhatikan tanda disini memang diperlukan karena ada pertigaan dimana tanda terletak di sebelah kiri pohon besar yang menuju puncak, jika mengambil jalan lurus maka akan menembus hutan dan entah ujungnya kemana karena saya belum pengen nyasar disini hehe... kemudian terdapat tali tampar sebagai bantuan bagi para pendaki atau peziarah sebagai alat bantu untuk menaiki bukit. kemudian akan ditemui sebuah hamparan luas di tandai adanya pohon besar dan juga tulisan POS 2. ya cocoklah buat istirahat sejenak. 

POS 2 - Puncak Ringgit 


Di pos 2 ini kami tiba sekitar pukul 04.00 WIB, 15 menit kemudian perjalanan dilanjutkan. bukit yang berkelok-kelok di bantu dengan beberapa anak tangga yang kemiringannya ada yang sampai 70 derajat. karena mengejar sunrise jadi foto anak tangganya pas pulang saja hehe. untuk mencapai puncak masih disambut beberapa anak tangga yang tertancap rapat pada punggung bukit, jika anak tangga yang dipijak lepas ya sudah kita akan berakhir masuk ke dalam jurang.



Selamat Pagi Pika ...

My Team

Note : Ada satu hal yang sangat disayangkan, Batu di kanan kiri puncak ini penuh dengan Vandalisme, mengotori alam dengan corat coret tinta putih ;(. Orang-orang alay yang bisanya hanya merusak pemandangan. 

Tali Tampar 
Anak Tangga Untuk Turun / Naik Puncak







Anak Tangga Pertama Untuk Mencapai Puncak Ringgit


Jadi saat mendaki gunung ringgit usahakan memakai sepatu untuk menjaga agar kaki tidak lecet. Selalu menjaga kekompakkan dan yang terpenting jangan pernah buang sampah sembarangan ataupun meakukan Vandalisme. Salam Lestari dan sampai ketemu lagi ringgit ................. :)